Zonakaltim.id, TENGGARONG – Di tengah percepatan pertumbuhan sektor industri dan infrastruktur di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja dan kompetensi yang tersedia menjadi tantangan nyata.
Untuk menjawab itu, Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Kukar meluncurkan strategi link and match melalui program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).
Program ini bukan sekadar pelatihan rutin, melainkan instrumen untuk menyambungkan langsung dunia pelatihan dengan realitas kebutuhan industri di lapangan—terutama sektor padat karya seperti pertambangan, konstruksi, hingga manufaktur.
“Kami tidak mau pelatihan hanya selesai di ruang kelas. Target kami adalah serapan kerja. Jadi sejak awal, jurusannya kami sesuaikan langsung dengan demand pasar tenaga kerja,” ujar Kabid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja, Lukman, Selasa (1/4/2025).
Sebanyak 11 jurusan dipilih berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan industri di Kukar, mulai dari ahli keselamatan kerja (K3), operator alat berat, teknisi listrik, hingga konten kreator digital. Seluruh program diformulasikan bersama Balai Latihan Kerja dan mitra industri yang aktif merekrut tenaga kerja bersertifikat.
Setelah lulus, peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga sertifikat resmi yang diakui secara nasional—menjadi tiket masuk ke berbagai perusahaan besar yang beroperasi di Kukar dan sekitarnya.
“Perusahaan saat ini butuh tenaga kerja yang siap pakai dan punya legalitas kompetensi. Sertifikasi ini menjadi pembeda utama tenaga kerja lokal kita,” jelas Lukman.
Tak berhenti di pelatihan, Distransnaker Kukar juga menjalin kerja sama langsung dengan perusahaan untuk membuka jalur rekrutmen prioritas bagi lulusan PBK. Beberapa peserta bahkan langsung direkrut saat proses pelatihan masih berlangsung.
Di sisi lain, pelatihan ini menyasar warga usia produktif yang belum bekerja, terutama dari keluarga berpenghasilan rendah. Dengan sistem seleksi terbuka dan pendaftaran daring, program ini menjadi peluang nyata bagi masyarakat luas untuk mengakses pelatihan berkualitas secara gratis.
“Link and match ini bukan sekadar jargon. Kami buktikan dengan data: lulusannya terserap, industrinya terbantu, dan masyarakat punya pekerjaan yang layak,” tegas Lukman.
Melalui pendekatan ini, Pemkab Kukar berharap terjadi transformasi dalam dunia ketenagakerjaan—di mana tenaga kerja lokal tidak lagi jadi penonton, tapi menjadi pemain utama dalam pembangunan industri daerah.
Dengan kolaborasi aktif antara pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja, Kukar membangun ekosistem ketenagakerjaan yang relevan, kompetitif, dan berpihak pada masyarakat lokal.