Rabu, 9 April 2025 18:47 WITA

Banjir di Tabang, BPBD Kukar Kirim Bantuan Sejak Hari Pertama

Rabu, 9 April 2025 18:47 WITA

Tim BPBD Kukar bergerak cepat ke lokasi banjir di Tabang, sebagai bagian dari sistem respon cepat penanganan bencana yang terus diperkuat.

Zonakaltim.id, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat sistem respon cepat dalam menghadapi bencana banjir yang rutin melanda wilayah hulu.

Banjir yang kembali menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Tabang menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan tidak lagi bersifat insidentil, tetapi harus menjadi sistem yang terintegrasi.

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemkab Kukar menegaskan komitmennya dengan menerjunkan tim tanggap darurat lengkap dengan peralatan evakuasi dan logistik bantuan sejak hari pertama banjir dilaporkan.

“Ini bukan soal datang setelah bencana terjadi, tapi bagaimana membentuk pola respons yang cepat, adaptif, dan berbasis data lapangan,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kukar, Abdal, Rabu (9/4/2025).

Tim yang diterjunkan membawa perlengkapan evakuasi seperti perahu karet, kendaraan towing, dan bantuan logistik berupa makanan siap saji, tikar, selimut, dan air bersih. Akses ke desa-desa yang terisolasi diprioritaskan, termasuk pendataan korban terdampak, fasilitas umum yang terganggu, serta warga rentan yang perlu penanganan khusus.

Namun, tantangan utama bukan hanya volume air yang tinggi. Kondisi geografis dan minimnya jaringan komunikasi di beberapa desa membuat distribusi bantuan membutuhkan pendekatan kolaboratif.

“Oleh karena itu, kami perkuat komunikasi dengan camat, aparat desa, dan relawan lokal. Semua harus bergerak bersama agar bantuan tidak terhambat,” tambah Abdal.

BPBD Kukar kini sedang merancang penguatan sistem early warning system berbasis komunitas untuk desa-desa langganan banjir. Inisiatif ini akan dilengkapi pelatihan relawan desa tangguh bencana (Destana) dan sistem pelaporan cepat berbasis digital maupun manual.

“Kami tidak ingin hanya responsif, tapi juga preventif. Kita akan bangun desa yang tanggap bencana, bukan hanya jadi korban tahunan,” tegasnya.

Banjir di Tabang, yang dipicu curah hujan tinggi dan luapan Sungai Belayan, menunjukkan bahwa perubahan iklim dan dinamika alam menuntut sistem pengelolaan risiko yang lebih cerdas.

Dengan pendekatan sistemik, BPBD Kukar berharap setiap peristiwa banjir dapat ditangani lebih efisien, meminimalkan korban, dan mempercepat pemulihan pasca-bencana.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa pemerintah selalu hadir—bukan hanya saat banjir datang, tapi juga dalam mempersiapkan mereka menghadapi kondisi itu dengan lebih siap,” tutup Abdal.