Rabu, 19 Maret 2025 17:46 WITA

Di Sisa Jabatan, Bupati Edi Damansyah Tingkatkan Infrastruktur dan Ekonomi Loka

Rabu, 19 Maret 2025 17:46 WITA

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah.

Zonakaltim.id, TENGGARONG – Di tengah masa jabatannya yang mulai memasuki hitungan bulan, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, tidak memilih untuk melambat.

Sebaliknya, ia justru mengakselerasi langkah dengan mempertegas satu hal: bahwa kepemimpinan yang bertanggung jawab adalah yang menyelesaikan, bukan sekadar memulai.

Dalam pernyataannya pada Rabu (19/3/2025), Edi menegaskan bahwa akhir masa jabatan bukanlah akhir dari semangat pelayanan.

Ia memilih untuk memaksimalkan waktu yang tersisa sebagai momentum untuk menyelesaikan visi besar Kukar Idaman—visi yang telah mengarahkan pembangunan Kukar selama lima tahun terakhir.

“Pemimpin yang baik bukan hanya mengawali proyek. Tapi memastikan semuanya berdampak nyata dan berlanjut, bahkan setelah masa jabatannya usai,” ujar Edi.

Di tengah ketidakpastian politik menjelang Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2025, sikap ini mencerminkan konsistensi etos kerja dan tanggung jawab moral seorang kepala daerah terhadap rakyatnya. Bukan untuk kepentingan politik, tetapi demi kesinambungan pembangunan dan warisan yang dapat dikenang.

Tiga sektor utama menjadi fokus akhir kepemimpinannya: percepatan infrastruktur di daerah terpencil, penguatan ekonomi lokal berbasis UMKM, serta peningkatan layanan publik di sektor pendidikan dan kesehatan.

Edi menekankan bahwa seluruh sektor ini adalah fondasi Kukar masa depan yang tak boleh goyah, apa pun situasi politiknya.

Dalam perspektif Edi, legacy bukan soal membangun yang megah, tetapi meninggalkan sistem yang berjalan. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program, sehingga siapa pun yang memimpin kelak, dapat meneruskan tanpa harus memulai dari nol.

“Saya tidak ingin program yang kami rintis berhenti hanya karena masa jabatan saya selesai. Yang saya harapkan, masyarakat tetap bisa menikmati hasilnya dan pemerintahan selanjutnya bisa melanjutkan dengan mudah,” kata Edi.

Komitmen ini juga tampak dalam pendekatannya terhadap partisipasi publik. Di sisa masa jabatan, ia aktif mendorong kolaborasi lintas sektor—mengajak swasta, akademisi, pemuda, dan kelompok masyarakat sipil untuk terlibat langsung dalam pembangunan.

Menurutnya, kepemimpinan yang baik adalah yang membangun rasa memiliki, bukan sekadar menjalankan proyek.

Tak sedikit warga dan pengamat lokal menilai bahwa Edi Damansyah telah menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang menolak untuk menunggu akhir—dan memilih untuk menyelesaikan dengan tuntas.

“Pak Edi memang bukan tipe pemimpin yang euforia akhir jabatan. Beliau tetap turun ke lapangan, memantau proyek, dan memastikan progres berjalan,” ujar Rizal, tokoh pemuda Tenggarong.

Dalam suasana politik yang mulai menghangat menjelang PSU, pilihan Edi untuk tetap fokus pada kinerja dianggap sebagai langkah bijak yang menjaga netralitas birokrasi dan stabilitas pelayanan publik.

Edi pun menutup pernyataannya dengan ajakan moral kepada seluruh masyarakat Kukar: untuk tidak hanya menjadi penonton pembangunan, tetapi juga penjaga keberlanjutannya.

“Jabatan saya boleh selesai, tapi tanggung jawab kita terhadap Kukar tidak boleh berhenti. Ini rumah kita, mari kita jaga dan bangun terus, bersama-sama,” pungkasnya.