Senin, 17 Maret 2025 17:31 WITA

GEMA Ketiga di Kukar, Bupati Edi Damansyah Tanamkan Nilai Spiritual untuk Generasi Masa Depan

Senin, 17 Maret 2025 17:31 WITA

Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, serta organisasi keagamaan di Kota Raja, Tenggarong, kembali berkumpul di Halaman Kantor Bupati Kukar untuk bersama-sama melantunkan ayat suci Al-Qur’an.

Zonakaltim.id, TENGGARONG – Di tengah arus modernisasi dan tantangan era digital, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tetap konsisten menanamkan nilai-nilai spiritual sebagai fondasi pembangunan karakter masyarakat.

Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) yang kini memasuki tahun ketiga, tak lagi sekadar rutinitas religius, melainkan strategi investasi sosial jangka panjang untuk membentuk generasi yang berintegritas dan berakhlak mulia.

Senin (17/3/2025), ratusan pelajar, ASN, tokoh agama, hingga perwakilan organisasi keagamaan kembali memadati Halaman Kantor Bupati Kukar.

Mereka duduk bersila dengan mushaf di tangan, mengisi pagi dengan lantunan ayat-ayat suci. Pemandangan ini seolah menegaskan bahwa GEMA telah menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan masyarakat Kota Raja.

“GEMA bukan hanya soal membaca Al-Qur’an, tapi ini tentang bagaimana kita membangun kebiasaan yang memperkuat karakter. Kita ingin anak-anak kita tumbuh dengan nilai-nilai spiritual yang kokoh di tengah tantangan zaman,” ujar Bupati Kukar, Edi Damansyah, dalam sambutannya.

Program ini lahir dari kesadaran bahwa pembangunan daerah tak cukup hanya dengan infrastruktur atau teknologi. Dibutuhkan pondasi moral yang kuat agar kemajuan tidak kehilangan arah. GEMA, dalam hal ini, menjadi ruang edukasi spiritual yang merangkul semua kalangan, dari sekolah hingga kantor pemerintahan.

Melalui Perda Nomor 4 Tahun 2021, GEMA kini memiliki landasan hukum yang kuat. Budaya mengaji setiap hari telah diinstitusikan di satuan pendidikan, kantor pemerintahan, hingga masjid dan musala. Dengan regulasi ini, Kukar memberi pesan jelas bahwa pembangunan spiritual mendapat porsi serius dalam arah kebijakan daerah.

Tak hanya soal mengaji rutin, program ini juga memperkuat kualitas dengan pembinaan tilawah dan pemahaman Al-Qur’an melalui kerja sama dengan LPTQ. Dari sinilah lahir qari dan qariah muda yang tak hanya piawai membaca Al-Qur’an, tetapi juga mampu bersaing di tingkat provinsi maupun nasional.

Prestasi Kukar sebagai Juara Umum MTQ Provinsi Kalimantan Timur selama enam kali berturut-turut menjadi bukti nyata bahwa GEMA bukan program seremonial belaka, melainkan ekosistem pendidikan karakter yang berhasil melahirkan generasi Qur’ani berprestasi.

Menurut Edi, keberhasilan GEMA adalah hasil kolaborasi seluruh elemen masyarakat—orang tua, guru, tokoh agama, dan pemerintah—yang memahami pentingnya membangun manusia seutuhnya, bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual.

“Kalau kita ingin Kukar maju dan berdaya saing, kita butuh generasi yang tangguh secara moral. Dan GEMA adalah ruang untuk itu. Ini investasi sosial kita,” tegasnya.

Dengan semangat yang terus dijaga, Pemkab Kukar optimistis GEMA akan menjadi warisan budaya baru—warisan yang tidak bisa dilihat secara fisik, tetapi terasa dampaknya dalam perilaku masyarakat yang lebih santun, bertoleransi, dan berbudi pekerti luhur.

Kini, di balik lantunan ayat-ayat suci yang mengalun setiap pagi, GEMA bukan hanya mencetak pembaca Al-Qur’an, tapi juga membentuk wajah masa depan Kukar: religius, berbudaya, dan siap menghadapi dunia dengan bekal spiritual yang kuat