Zonakaltim.id, TENGGARONG – Pembangunan hatchery skala besar di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, bukan hanya proyek pengembangan sektor perikanan Kukar. Lebih dari itu, hatchery ini disiapkan sebagai infrastruktur strategis untuk mendukung suplai benur bagi kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terus berkembang.
Dengan nilai investasi mencapai Rp20 miliar, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) melihat proyek ini sebagai langkah maju untuk memposisikan Kukar sebagai daerah mitra kunci IKN dalam penyediaan protein laut berkualitas.
“Hatchery ini akan menjadi tulang punggung pasokan benur di kawasan utara Kukar dan IKN. Ini bukan hanya tentang produksi, tapi tentang peran Kukar dalam mendukung ekosistem pangan nasional dari sektor kelautan,” ujar Kepala DKP Kukar, Muslik, Sabtu (5/4/2025).
Seiring meningkatnya kebutuhan konsumsi ikan dan udang di kawasan IKN, termasuk kebutuhan dari hotel, restoran, dan dapur institusi pemerintah, keberadaan suplai benur berkualitas dari Kukar menjadi sangat krusial.
Dengan hatchery di Muara Badak, Kukar bisa memasok benih unggul secara konsisten, tanpa tergantung pada distribusi dari luar daerah.
“Dengan jarak yang dekat dan kualitas benur yang bisa kita jaga dari hulu, Kukar akan jadi penyuplai utama yang efisien dan kompetitif,” tegas Muslik.
Selain penguatan pasokan, hatchery ini juga diproyeksikan sebagai pusat pelatihan dan teknologi budidaya benur untuk nelayan dan pembudidaya lokal. Hal ini penting agar para pelaku usaha perikanan di Kukar mampu mengikuti standar produksi yang dibutuhkan pasar IKN, termasuk aspek kualitas, kuantitas, dan keberlanjutan lingkungan.
DKP juga membuka peluang kemitraan dengan pelaku usaha swasta yang akan mendistribusikan hasil hatchery ke kawasan IKN, sekaligus mendorong tumbuhnya rantai ekonomi baru mulai dari transportasi, pakan, hingga jasa teknis perikanan.
“Hatchery ini akan memicu ekonomi pesisir sekaligus memperkuat posisi Kukar sebagai mitra strategis pembangunan IKN di sektor pangan laut,” jelasnya.
Dengan pendekatan ini, Kukar tidak hanya menjadi penonton dalam transformasi Kalimantan Timur, tetapi tampil sebagai penyokong utama kebutuhan dasar IKN—membuktikan bahwa daerah pesisir pun punya peran vital dalam pembangunan masa depan Indonesia.