Zonakaltim.id, TENGGARONG – Budidaya kerang di pesisir Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini mulai dilirik bukan hanya sebagai kegiatan ekonomi, tapi juga potensi ekowisata berbasis masyarakat.
Seiring meningkatnya produksi dan antusiasme warga, kawasan tambak kerang mulai dimanfaatkan sebagai destinasi wisata edukatif. Para pengunjung tak hanya datang untuk menikmati panorama pesisir, tapi juga belajar langsung proses budidaya kerang dari hulu ke hilir.
“Anak-anak sekolah sering datang untuk studi lapangan. Mereka melihat langsung bagaimana kerang dibudidayakan, dari pembenihan sampai panen,” kata Ahmad, petani kerang lokal, Sabtu (29/3/2025).
Konsep wisata ini berkembang secara organik berkat partisipasi warga dan dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar. Menurut Sekretaris DKP Kukar, Fadli, pendekatan tersebut sejalan dengan visi pengembangan pesisir yang berkelanjutan.
“Budidaya kerang punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata edukasi. Ini bisa jadi sarana pengenalan ekosistem laut dan penguatan ekonomi lokal secara bersamaan,” ujarnya.
Selain menarik wisatawan, model ini juga mendorong munculnya unit-unit usaha baru seperti kuliner olahan hasil laut, penyewaan perahu, dan pemandu lokal. Kehadiran wisata berbasis budidaya turut menciptakan ruang kerja baru, khususnya bagi perempuan dan pemuda setempat.
Melalui pendekatan ini, kerang bukan hanya komoditas, melainkan alat pemersatu ekonomi dan konservasi. Pemerintah daerah kini tengah mematangkan skema integrasi antara pelatihan budidaya dengan promosi wisata, termasuk penguatan branding kawasan.
“Kita ingin Muara Badak dikenal bukan hanya karena produksi kerangnya, tapi juga sebagai kampung wisata kerang. Model seperti ini bisa direplikasi di kecamatan pesisir lain,” tambah Fadli.
Dengan membangun sinergi antara ekonomi, edukasi, dan ekologi, budidaya kerang di Muara Badak membuktikan bahwa pembangunan daerah tak selalu harus besar dan mahal—cukup dimulai dari potensi lokal yang diberdayakan secara tepat.
