Rabu, 30 April 2025 13:31 WITA

PETERPEN Solusi Layanan Terapung dari Anggana

Rabu, 30 April 2025 13:31 WITA

Kantor Pemerintah Kecamatan Anggana.

Zonakaltim.id, TENGGARONG – Di tengah tantangan wilayah pesisir dan sungai yang luas, Pemerintah Kecamatan Anggana menunjukkan bahwa inovasi pelayanan publik tidak harus menunggu dari pusat.

Melalui program Peterpan alias Pelayanan Terapung Kecamatan Anggana, pelayanan administratif kini hadir langsung ke pintu rumah warga di pelosok perairan Delta Mahakam.

Program ini mencerminkan pendekatan pelayanan publik yang lebih humanistik dan kontekstual, bukan sekadar rutinitas birokrasi.

Camat Anggana, Rendra Abadi, menegaskan bahwa Peterpan lahir dari kesadaran bahwa pelayanan publik harus menyesuaikan diri dengan realitas geografis dan sosial masyarakatnya.

“Bukan masyarakat yang mendatangi kami, tapi kami yang mendatangi masyarakat. Ini bukan sekadar jemput bola, tapi mendekatkan negara ke ruang hidup warganya,” ujar Rendra, Rabu (30/04/2025).

Anggana memiliki luas wilayah hampir 1.800 km², sebagian besar berupa kawasan perairan dan pesisir. Akses antarwilayah di kecamatan ini lebih sering dilakukan melalui jalur sungai dan laut dibandingkan darat.

Kondisi ini, jika tidak disikapi dengan solusi kreatif, akan membuat sebagian warga terisolasi dari pelayanan pemerintah.

Peterpan menjadi jawaban atas tantangan tersebut. Dengan menggunakan perahu motor sebagai armada layanan, tim kecamatan bergerak ke desa-desa seperti Tani Baru, Sepatin, Muara Pantuan, hingga Tanjung Berukkang.

Mereka adalah desa-desa yang selama ini harus menempuh perjalanan panjang dan mahal hanya untuk mengurus dokumen kependudukan atau pelayanan administrasi dasar.

Melalui Peterpan, warga yang tinggal jauh dari pusat kecamatan kini bisa mengakses layanan publik seperti pengurusan KTP, KK, akta kelahiran, dan surat keterangan lainnya secara langsung. Bagi masyarakat pesisir dan nelayan yang waktunya banyak tersita di laut, inovasi ini terasa sangat membantu.

“Inilah bentuk pelayanan yang inklusif. Kami tidak ingin ada warga yang merasa dipinggirkan hanya karena tinggal jauh atau sulit dijangkau. Setiap warga berhak atas pelayanan yang sama,” tutur Rendra.

Program ini juga disinergikan dengan layanan lintas sektor, seperti penyuluhan kesehatan, edukasi stunting, hingga layanan hukum. Satu kunjungan Peterpan, bisa menghadirkan banyak layanan sekaligus—menjadikannya model efisiensi dan efektivitas pelayanan yang patut ditiru.

Peluncuran Peterpan menjadi bukti bahwa level kecamatan bukan hanya unit administratif, tapi juga pusat inovasi publik.

Dengan memahami kebutuhan riil warga dan realitas geografis yang dihadapi, Kecamatan Anggana berhasil membalik tantangan menjadi peluang untuk membangun kepercayaan dan kedekatan antara pemerintah dan rakyat.

“Inovasi ini tidak datang dari atas, tapi dari bawah. Dari pengalaman sehari-hari kami di lapangan, kami paham betul bahwa warga tidak butuh janji besar, tapi solusi nyata yang bisa mereka rasakan,” ujar Rendra.

Melalui Peterpan, Pemerintah Kecamatan Anggana ingin membangun budaya pelayanan yang proaktif, adaptif, dan berbasis empati. Program ini sekaligus mengajak daerah lain untuk berani merumuskan pendekatan yang kontekstual, bukan sekadar menunggu instruksi vertikal.

“Kalau kami yang dikelilingi sungai bisa, apalagi yang punya akses darat mudah. Intinya ada kemauan dan keberpihakan,” tegas Rendra.
Kecamatan Anggana telah membuktikan bahwa birokrasi tak harus kaku dan berjarak.