Zonakaltim.id, TENGGARONG – Di saat kebanyakan daerah berlomba-lomba menggulirkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara justru memilih jalur berbeda.
Mereka menanam benih perubahan sejak jauh sebelum anak-anak itu duduk di bangku sekolah—yakni sejak dalam kandungan.
Dipimpin langsung oleh Lurah Aditiya Rakhman, Kelurahan Melayu menggagas gerakan gizi komunitas berbasis partisipasi warga. Fokusnya tertuju pada kelompok paling rentan yang sering terlupakan: ibu hamil, ibu menyusui, dan balita berisiko stunting.
“Kami sadar, membangun generasi yang sehat tidak bisa dimulai saat anak sudah sekolah. Justru fondasinya diletakkan sejak kehamilan. Itulah sebabnya kami memilih untuk memulai dari sana,” ujar Aditiya, Selasa (25/3/2025).
Namun, tidak adanya alokasi dana khusus tak membuat langkah ini terhenti. Justru dari keterbatasan inilah muncul inisiatif bersama yang kini menjadi inspirasi.
Dengan menggandeng Tim Penggerak PKK dan didukung Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD), terbentuklah dapur komunitas yang memasak makanan bergizi untuk disalurkan ke sasaran.
Mekanismenya sederhana namun efektif. DPMPD menyediakan bahan dan kebutuhan operasional, PKK mengolahnya sesuai standar gizi dari Puskesmas, lalu makanan dikemas dan disalurkan ke Posyandu-Posyandu.
Di sinilah jembatan gizi mengalir langsung ke tangan para ibu dan balita yang membutuhkan.
“Setiap kotak makanan punya peran besar. Mungkin hanya seporsi lauk-pauk, tapi di dalamnya ada harapan agar anak-anak kita tumbuh sehat dan cerdas,” ujar Aditiya.
Gerakan ini tak hanya menjangkau fisik, tapi juga membangun kesadaran kolektif. PKK tak sekadar memasak, tapi juga menjadi agen perubahan—menghidupkan kembali dapur sebagai pusat kepedulian sosial.
Di balik dapur komunitas, lahirlah budaya baru: gotong royong lintas generasi demi masa depan Kukar yang lebih kuat.