Minggu, 23 Maret 2025 18:03 WITA

Safari Ramadan Wabup Rendi Solihin Jadi Ruang Dengar Aspirasi Warga Muara Badak

Minggu, 23 Maret 2025 18:03 WITA

Ratusan warga mulai memadati pelataran Masjid Ukhuwah, tempat digelarnya kegiatan istimewa bertajuk “Bukber Nya Tu Disini”, Minggu (23/3/2025).

Zonakaltim.id, TENGGARONG – Mentari mulai condong ke barat, pertanda waktu berbuka hampir tiba. Udara sore di Desa Muara Badak Ulu terasa sejuk meski suasana begitu ramai.

Ratusan warga mulai memadati pelataran Masjid Ukhuwah, tempat digelarnya kegiatan istimewa bertajuk “Bukber Nya Tu Disini”, Minggu (23/3/2025).

Namun, kehadiran masyarakat kali ini bukan hanya untuk menikmati hidangan buka puasa. Mereka datang karena tahu, Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, akan hadir langsung menyapa mereka. Momen yang jarang terjadi, namun selalu dinanti dengan penuh harap dan kehangatan.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Safari Ramadan 1446 H Pemerintah Kabupaten Kukar. Sebuah tradisi yang bukan hanya simbolis, tetapi juga bentuk nyata kehadiran pemimpin di tengah masyarakatnya.

“Ramadan ini waktunya singkat, tapi insyaallah semangat kami besar. Kami ingin memastikan bahwa dalam 30 hari Ramadan ini, 20 kecamatan di Kukar bisa kami datangi. Hari ini saya di Muara Badak, Pak Bupati ada di Samboja. Kami berbagi langkah, tapi satu niat—menyapa rakyat kami di mana pun mereka berada,” ucap Rendi dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan jamaah.

Menjelang azan Magrib, hadirin disuguhkan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) dari Da’i muda yang tengah naik daun di Kukar, Ustaz Rudini, atau yang akrab disapa Ustaz Pramuka. Dengan gaya khasnya yang ringan namun menyentuh, ia menyampaikan tema “Apa Itu Ramadan”.

“Ramadan bukan hanya soal menahan lapar. Ini bulan pembentukan diri. Kita kembali kepada fitrah, menyucikan hati, mempererat silaturahmi,” ujar Ustaz Pramuka.

Kultum itu tak hanya menambah pengetahuan, tapi juga menyentuh sisi batin warga yang larut dalam renungan menjelang waktu berbuka.

Ketika tiba gilirannya bicara, Wabup Rendi tidak berdiri dari podium tinggi. Ia berdiri di antara masyarakat, matanya menyapu wajah-wajah yang penuh harap.

Dan ia tahu betul, setiap langkahnya bukan sekadar seremoni. Ia membawa komitmen, membawa janji yang terus ingin ditepati.

“Saya tahu Kukar ini luas luar biasa. Kita punya 193 desa, 44 kelurahan, dan 20 kecamatan. Dan tahukah Bapak/Ibu, Kukar ini 46 kali lebih luas daripada Kota Samarinda? Bayangkan betapa besarnya energi yang dibutuhkan untuk keliling seluruh wilayah ini,” ucap Rendi.

“Tapi kami tidak gentar. Kami ingin terus hadir. Karena keluhan dan harapan warga itu tidak bisa hanya disampaikan lewat laporan. Harus didengar langsung, dirasakan langsung,” tegasnya.

Tidak sedikit warga yang usai berbuka, mendekat untuk menyampaikan langsung keluhan atau aspirasi. Ada yang menyampaikan soal infrastruktur jalan, ada yang bicara peluang kerja, ada pula yang hanya ingin berterima kasih karena merasa diperhatikan.

Wabup Rendi mendengarkan semuanya. Ia tidak terburu-buru, tidak membatasi waktu. Karena baginya, satu keluhan warga bisa berarti satu peluang perbaikan untuk masa depan Kukar yang lebih baik.

“Saya ingin kita ini jadi keluarga. Bukan hanya hubungan formal antara pemerintah dan rakyat. Tapi seperti saudara. Kalau ada yang sakit, kita rasakan bersama. Kalau ada yang senang, kita rayakan bersama,” ujarnya dengan nada yang tulus.

Acara ditutup dengan salat Magrib berjamaah, diikuti doa bersama yang dipanjatkan untuk keberkahan Ramadan dan keselamatan daerah. Setelahnya, suasana tidak langsung bubar.

Banyak warga memilih bertahan, berswafoto, atau sekadar mengobrol dengan Wabup mereka yang dinilai “beda dari yang lain”—pemimpin muda yang turun langsung, menyapa, mendengarkan, dan membawa harapan.