Sabtu, 3 Mei 2025 13:35 WITA

Samboja Barat Jadi Pionir Pertanian Hidroponik di Kalimantan Timur

Sabtu, 3 Mei 2025 13:35 WITA

Inovasi pertanian berbasis teknologi yang berkembang pesat di kawasan ini menjadikan Samboja Barat sebagai pemasok utama sayuran segar ke pasar-pasar tradisional dan ritel modern di Balikpapan.

Zonakaltim.id, TENGGARONG – Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), semakin mengukuhkan diri sebagai pusat pertanian hidroponik terkemuka di Kalimantan Timur.

Melalui inovasi pertanian berbasis teknologi, kawasan ini kini menjadi pemasok utama sayuran segar ke pasar-pasar tradisional dan ritel modern di Balikpapan, mengubah wajah pertanian lokal menjadi lebih modern dan efisien.

Camat Samboja Barat, Burhanuddin, dengan bangga menyampaikan bahwa hasil pertanian hidroponik di wilayahnya kini mampu memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan sayuran segar di Balikpapan, menjadikannya salah satu sentra utama pemasok sayuran segar di Kalimantan Timur.

Produk-produk seperti selada, tomat, timun, hingga bayam, yang dihasilkan dengan metode hidroponik, tidak hanya dikenal karena kualitasnya, tetapi juga kuantitasnya yang melimpah.

“Ini pencapaian besar bagi kami. Hidroponik tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjaga kualitas produk yang lebih baik. Dengan metode ini, petani dapat menghasilkan sayuran segar tanpa terpengaruh oleh cuaca ekstrem,” kata Burhanuddin pada Sabtu (3/5/2025).

Sistem hidroponik yang diterapkan di Samboja Barat memberikan banyak keunggulan dibandingkan dengan metode pertanian konvensional. Efisiensi penggunaan air dan lahan menjadi daya tarik utama.

Dalam satu siklus panen, petani hidroponik dapat menghemat hingga 90 persen penggunaan air dibandingkan dengan pertanian biasa.

Selain itu, metode ini memungkinkan budidaya sayuran di lahan terbatas, sehingga produktivitas meningkat pesat.

Berbagai jenis sayuran seperti selada, tomat, timun, dan kangkung tumbuh dengan optimal menggunakan sistem hidroponik.

Hasilnya, sayuran yang diproduksi tidak hanya segar, tetapi juga bebas dari residu pestisida karena proses budidaya yang lebih terkontrol.

“Pertanian hidroponik menjadi solusi untuk tantangan lahan pertanian yang terbatas dan kebutuhan akan produk segar yang terus meningkat. Dengan metode ini, kami dapat menjaga kontinuitas produksi sepanjang tahun,” tambah Burhanuddin.

Keberhasilan pertanian hidroponik di Samboja Barat tak lepas dari dukungan penuh pemerintah setempat.

Pemerintah kecamatan bersama Dinas Pertanian Kukar rutin mengadakan pelatihan dan pendampingan teknis bagi para petani.

Mereka juga menyalurkan bantuan infrastruktur seperti instalasi hidroponik, benih unggul, dan pupuk cair untuk mendorong lebih banyak petani beralih ke metode ini.

“Kami aktif mengedukasi para petani tentang pentingnya inovasi teknologi di sektor pertanian. Dengan adanya pelatihan rutin, kami berharap semakin banyak petani yang mengadopsi metode ini,” ujar Burhanuddin.

Selain itu, pemerintah kecamatan juga tengah mempersiapkan langkah strategis untuk memperluas pasar hasil pertanian hidroponik Samboja Barat ke wilayah lain di Kalimantan Timur, bahkan hingga ke luar pulau.

Untuk itu, mereka memperkuat sistem distribusi dan menjalin kemitraan dengan pasar modern serta platform e-commerce.

“Kami ingin hasil pertanian hidroponik dari Samboja Barat tidak hanya dikenal di Balikpapan, tetapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dengan memperluas pasar, petani lokal akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih besar,” katanya.

Tak hanya itu, pemerintah setempat berencana mengembangkan kawasan agro-wisata berbasis hidroponik yang diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata serta sarana edukasi bagi masyarakat tentang manfaat pertanian hidroponik.

Dengan keberhasilan dalam mengelola pertanian hidroponik, Samboja Barat turut mendukung ketahanan pangan di Kalimantan Timur.

Di tengah tantangan seperti perubahan iklim dan alih fungsi lahan, inovasi hidroponik menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan pangan secara berkelanjutan.

“Samboja Barat telah membuktikan bahwa teknologi pertanian dapat menciptakan ekosistem yang mandiri dan berkelanjutan. Ini adalah inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan metode pertanian modern,” tegas Burhanuddin.

Melihat ke depan, Pemerintah Kecamatan Samboja Barat bersama para petani berharap dapat meningkatkan volume produksi hidroponik hingga 50 persen dalam lima tahun mendatang.

Pencapaian ini akan didorong oleh perluasan instalasi hidroponik, penambahan pelaku usaha, serta pengembangan produk olahan berbasis sayuran hidroponik.

“Visi kami adalah menjadikan Samboja Barat sebagai model pertanian modern di Kalimantan Timur yang tidak hanya fokus pada produktivitas, tetapi juga keberlanjutan,” tutup Burhanuddin.

Dengan semangat inovasi yang terus terjaga, Samboja Barat dipastikan akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat pertanian hidroponik unggulan di Indonesia, membuka jalan bagi kemajuan pertanian modern yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.