Zonakaltim.id, TENGGARONG – Ramadan bukan hanya soal ibadah, tapi juga tentang merawat kedekatan dan kebersamaan. Hal inilah yang ditunjukkan oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rendi Solihin, saat menggelar buka puasa bersama ribuan warga di kediaman keluarganya, Rabu (19/3/2025).
Acara yang berlangsung khidmat namun penuh kehangatan ini bukan hanya menjadi ajang berbuka puasa dan tausiyah, tetapi juga simbol bahwa kepemimpinan bisa tampil dalam wajah yang humanis dan menyentuh hati rakyat.
“Ini bukan sekadar undangan berbuka, ini undangan hati. Kami ingin Ramadan jadi ruang mempererat silaturahmi dan menguatkan ikatan batin antara pemimpin dan masyarakat,” ujar Rendi Solihin dalam sambutannya.
Digelar di kediaman keluarga besar Ayah Haji Abu, acara ini dipenuhi oleh jamaah dari berbagai kecamatan seperti Samboja, Muara Jawa, dan Sanga-Sanga. Para tokoh agama dan masyarakat hadir bersatu dalam suasana yang damai, hangat, dan sarat makna keislaman.
Tausiyah yang disampaikan oleh Ustaz Sakir Daulay dan Ustaz Dery Sulaiman menggugah hati jamaah. Rangkaian salawat, pengingat keimanan, hingga lantunan lagu religi Dia membawa suasana spiritual yang mendalam. Dan di penghujung malam, 15 hadiah umroh diumumkan—sebagai bentuk nyata berbagi berkah Ramadan.
Rendi tak hanya memfasilitasi, tapi juga terlibat langsung dalam proses undian umroh, bahkan membagikan hadiah dengan tangan sendiri. Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi kontribusi masyarakat dan keluarga besar yang mendukung acara tersebut.
“Ini bukan dari saya pribadi. Ini dari kita semua, untuk masyarakat Kukar. Karena dalam berbagi, kita menemukan kebahagiaan sejati,” kata Rendi.
Salah satu momen paling menyentuh terjadi ketika Tasya, seorang remaja yang terpilih sebagai pemenang umroh, dengan tulus menyerahkan hadiah tersebut kepada ibunya.
Keputusan Tasya memicu tepuk tangan dan haru dari seluruh jamaah, menjadi simbol bahwa Ramadan memang bulan untuk memuliakan orang tua dan memperkuat nilai-nilai kasih sayang.
Bagi Rendi Solihin, acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari konsistensinya membangun hubungan yang tulus dengan warga Kukar. Sebagai pemimpin muda, ia terus menunjukkan bahwa jabatan bukanlah batas antara dirinya dan rakyat—melainkan jembatan untuk saling memahami dan mendekatkan hati.
“Ramadan ini adalah pengingat bahwa kita semua saudara dalam kebaikan. Tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyat jika niat kita tulus untuk melayani,” tutupnya.
Acara ditutup dengan doa bersama, menandai malam penuh berkah yang bukan hanya menyentuh spiritualitas, tapi juga menggambarkan wajah pemimpin yang membumi, merangkul, dan hadir di tengah rakyatnya.